Ayo! Indonesia Bisa. Ayo! Indonesia Bisa. Ayo! Indonesia Bisa. Ayo! Indonesia Bisa. Ayo! Indonesia Bisa. Ayo! Indonesia Bisa. Ayo! Indonesia Bisa.

Ayo Indonesia Bisa is a liberation movement of Indonesian society from economic difficulties, with the empowerment of people power itself. Ayo Indonesia Bisa theme of "unity is strength, along with weapons." Concepts used in this program is to help one another with a network system that harnesses the power of the people of Indonesia who now number 250 million people and in 2020 estimated 300 million people.

29.3.10

Jembatan Selat Sunda

JEMBATAN Selat Sunda merupakan jembatan yang melintasi Selat Sunda sebagai penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Proyek ini dicetuskan pada tahun 1960 dan sekarang akan merupakan bagian dari proyek Asian Highway Network (Trans Asia Highway dan Trans Asia Railway). Dana proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) direncanakan berasal dari pembiayaan Konsorsium diperkirakan menelan biaya sekitar 10 miliar Dollar Amerika atau 100 triliun rupiah yang akan dipimpin oleh perusahaan PT Bangungraha Sejahtera Mulia {BSM). Menurut rencana panjang JSS ini mencapai panjang keseluruhan 31 kilometer dengan lebar 60 meter, masing-masing sisi mempunyai 3 lajur untuk kendaraan roda empat dan lajur ganda untuk kereta api akan mempunyai ketinggian maksimum 70 meter dari permukaan air. JSS telah dilakukan Soft Launching 2007 Jembatan Selat Sunda dan akan dimulai pembangunannya pada tahun 2010 dan diperkirakan dapat mulai dioperasikan pada tahun 2025.

Latar Belakang
Berawal dari gagasan Prof. Sedyatmo (alm), seorang guru besar di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1960 disebut dengan nama Tri Nusa Bima-sakti yang berarti penghubung antara tiga pulau yaitu Pulau Sumatera, Pulau Jawa dan Pulau Bali kemudian pada tahun 1965 Soekarno sebagai Presiden RI memerintahkan kepada ITB agar melakukan uji coba desain penghubung yang hasil dari percobaan tersebut berupa sebuah tero¬wong¬an tunel dan pada awal Juni 1989 terselesaikan dan diserahkan kepada Soeharto selaku Presiden RI pada saat itu dan kemudian pada tahun 1997 Soeharto sebagai Presiden RI memerintahkan kepada BJ Habibie selaku Menristek agar mengerjakan proyek yang diberi nama Tri Nusa Bima¬sakti, Pada tahun 1990an Prof. Wiratman Wangsadinata dan Dr. Ir. Jodi Firmansyah melakukan pengkajian uji coba desain kembali terhadap perencanaan peng¬hu¬bungan antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera, pada hasil pengkajian menyatakan bahwa penghubung dengan melalui sebuah jembatan ternyata lebih layak bila dibandingkan dengan penghubung dengan melalui sebuah tero¬wong¬an dibawah dasar laut untuk penghubung Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Sedangkan untuk Jembatan Selat Bali yang menghubungkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali belum terlaksana dikarenakan pemerintahan daerah Provinsi Bali belum bersedia.

Pra-Studi Kelayakan Jembatan Selat Sunda ini telah diserahkan pada Gubernur Banten, Lampung dan pemerintah pusat dalam suatu acara khusus bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2009. Selanjutnya akan melibatkan 10 provinsi yang berada pada Pulau Sumatera.

Dengan dilakukan revisi Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 maka dibentuk kembali kelompok studi kelayakan (feasibility study) yang terdiri dari soal teknis, tata ruang dan keekonomian serta sosial [7] realisasi proyek Jembatan Selat Sunda masih perlu waktu kaji satu hingga satu setengah tahun lagi.

Teknologi terapan Delta Qualstone S.K.125 telah memiliki sertifikat Hak Paten di Indonesia dan telah diuji di Balai Besar Pengujian Barang dan Bahan Teknik (B4T) Bandung, terdaftar pada Business Technology Center - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BTC-BPPT), serta Teknologi Delta Qualstone SK 125 ini memberikan toleransi terhadap gempa hingga 9 skala richter (Data teknik: sementara dapat dilihat disini).

Rute Jembatan
Pulau Jawa-Pulau Ular sepanjang 3 kilometer merupakan jalan layang (viaduct), Pulau Ular-Pulau Sangiang sepanjang 8 kilometer akan merupakan jembatan gantung (suspension bridge). Pulau Sangiang sepanjang 5 kilometer merupakan jalan raya darat dan rel kereta api, Pulau Sangiang - Pulau Panjurit sepanjang 8 kilometer akan merupakan jembatan gantung (suspension bridge). Pulau Panjurit sepanjang 7,6 kilometer merupakan jalan raya darat dan rel kereta api, Pulau Panjurit - Pulau Sumatera sepanjang 3 kilometer merupakan jalan layang (viaduct). [ayoindonesiabisa]

27.3.10

Gelora Bung Karno

GELANGGANG Olahraga (Gelora) Bung Karno adalah sebuah kompleks olahraga serbaguna di Senayan, Jakarta, Indonesia. Kompleks olahraga ini dinamai untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama kompleks olahraga ini diubah menjadi Gelora Senayan. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama kompleks olahraga ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.

Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958.


Latar belakang
Selain sebagai tempat berolahraga, kawasan Gelora Bung Karno oleh berbagai kelompok masyarakat sering dimanfaatkan sebagai ajang temu. Selain itu pada awal tujuan dibangunnya stadion ini, Presiden Soekarno juga menginginkan kompleks olahraga yang dibangun untuk Asian Games IV 1962 ini juga hendaknya dijadikan sebagai paru-paru kota dan ruang terbuka tempat warga berkumpul

Pembangunan Stadion Senayan 1961
8 Februari 1960 - Presiden Soekarno menancapkan tiang pancang Stadion Utama sebagai pencanangan pembangunan kompleks Asian Games IV disaksikan wakil perdana menteri Uni Soviet, Anastas Mikoyan.

Juni 1961 - Stadion Renang berkapasitas 8.000 penonton selesai dibangun. Bangunan ini terdiri dari kolam tanding 50 meter, kolam loncat indah, kolam pemandian dan kolam anak. Bagunan ini direnovasi ulang pada tahun 1988.

25 Desember 1961 - Stadion Tenis berkapasitas 5.200 penonton selesai dibangun.
Desember 1961 - Stadion Madya (sebelumnya disebut Small Training Football Field (STTF)) berkapasitas 20.000 penonton selesai dibangun. Berdiri di areal seluas 1.75 hektar dengan sumbu panjang 176.1 meter, sumbu pendek 124.2 meter dan dilengkapi dengan 2 tribun; tribun barat dengan kapasitas 8.000 penonton dan tribun timur dengan kapasitas 12.000 penonton. Bagunan ini direnovasi ulang pada tahun 1987.

21 Mei 1962 - Istana Olahraga berkapasitas 10.000 penonton selesai dibangun dan untuk pertama kalinya digunakan untuk penyelenggaraan kejuaraan dunia bulutangkis beregu putra memperebutkan Piala Thomas.

Juni 1962 - Gedung Bola Basket berkapasitas 3.500 penonton selesai dibangun. 21 Juli 1962 - Stadion Utama berkapasitas 100.000 penonton selesai dibangun. Ciri khas bangunan ini adalah atap temu gelang berbentuk oval. Sumbu panjang bangunan (utara-selatan) sepanjang 354 meter; sumbu pendek (timur-barat) sepanjang 325 meter. Stadion ini dikelilingi oleh jalan lngkar luar sepanjang 920 meter. Bagian dalam terdapat lapangan sepak bola berukuran 105 x 70 meter, berikut lintasan berbentuk elips, dengan sumbu panjang 176,1 meter dan sumbu pendek 124,2 meter.

19 April 1965 - Awal pembangunan Kompleks DPR yang bertepatan dengan peringatan satu dasawarsa Konferensi Asia Afrika dan juga sebagai salah satu proyek The New Emerging Forces.

1968 - Lapangan Golf seluas 20 hektar mulai dibangun.

1970 - Gedung A dan Gedung B, masing - masing berkapasitas 10.000 penonton selesai dibangun. Kedua gedung ini direncanakan untuk menjadi gedung olahraga serbaguna. Gedung A digunakan untuk mengadakan kompetisi untuk olahraga anggar sedangkan Gedung B digunakan untuk mengadakan kompetisi senam.

1970 - Gedung C berkapasitas 800 penonton selesai dibangun. Gedung ini berjasa melahirkan para pe-bulutangkis Indonesia kelas dunia seperti Rudy Hartono, Liem Swie King, Icuk Sugiarto dan Ivana Lie.

Era Yayasan Gelanggang Olahraga Senayan (YGOS)
Pada era Yayasan Gelanggang Olahraga Senayan ini, terjadi banyak penyimpangan sehingga kawasan Gelora Bung Karno yang semula luasnya 279,1 hektare ini telah menyusut hingga tinggal 136,84 hektare (49%) saja.

Dari jumlah yang 51% itu, 67,52 hektare (24,2% dari luas semula) digunakan untuk berbagai bangunan pemerintah seperti Gedung MPR/DPR, Kantor Departemen Kehutanan, Kantor Departemen Pendidikan Nasional, Gedung TVRI, Graha Pemuda, kantor Kelurahan Gelora, SMU Negeri 24, Puskesmas, gudang Depdiknas dan rumah makan.

Sisanya yang 26,7% atau 74,74 hektare disewakan atau dijual untuk berbagai bangunan seperti misalnya kepada Hotel Hilton, kompleks perdagangan Ratu Plaza, Hotel Mulia, Hotel Atlet Century Park (dahulu Wisma Atlet Senayan), Taman Ria Remaja Senayan, Wisma Fairbanks, Plaza Senayan dan berbagai bangunan komersial lainnya.

Era Badan Pengelola Gelora Bung Karno (BPGBK)
Pada masa BPGBK ini dua buah bangunan di kompleks Stadion Gelora Bung Karno akan dirubuhkan. Kedua bangunan tersebut adalah Wisma Fairbanks dan Gedung Serba Guna di belakang hotel Century. Semula Wisma Fairbanks diharapkan akan memberikan keuntungan kepada pihak BPGBK, setelah perjanjian pembangunan dan penguasaan wisma tersebut selama 30 tahun berakhir. Setelah dikembalikan, menurut pihak BPGBK bangunan itu tidak lagi memenuhi syarat huni. Menurut rencana, sebagai gantinya akan dibangun sebuah apartemen dan perkantoran, dengan 200 kamar yang akan disediakan untuk atlet.

Daftar Bangunan di Area Gelanggang Olahraga Bung Karno
1.Stadion Utama Gelora Bung Karno (stadion sepak bola)
2.Istora Gelora Bung Karno (umum)
3.Stadion Madya Senayan (stadion atletik)
4.Senayan Indoor Tennis Stadium (tenis)
5.Kolam renang Senayan (renang)
6.Driving Range Senayan (golf)
7.Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Jembatan Nasional Suramadu

JEMBATAN Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan terpanjang di Asia Tenggara ialah Bang Na Expressway di Thailand (54 km). Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).

Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah. Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Bangkalan maupun sisi Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge.

Konstruksi
Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.

Jalan Layang
Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura. Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.

Jembatan Penghubung
Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter. Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm.

Jembatan Utama
Jembatan utama atau main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter. Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter. Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut [3]. Pada bagian inilah yang menyebabkan pembangunannya menjadi sulit dan terhambat, dan juga menyebabkan biaya pembangunannya membengkak. [ayo! indonesia bisa]

"Bisa"

1bi·sa* v mampu (kuasa melakukan sesuatu); dapat: ia -- membaca, tetapi tidak -- menulis;
alah -- oleh (krn) biasa, pb
sesuatu yg sukar, kalau sudah biasa dikerjakan, tidak terasa sukar lagi;
-- jadi mungkin; boleh jadi: -- jadi, ia datang kemari sore nanti;
ke·bi·sa·an n kepandaian; kecakapan; kebolehan;
se·bi·sa·nya adv semampu yg dapat dikerjakan; sedapatnya

2bi·sa* n 1 zat racun yg dapat menyebabkan luka, busuk, atau mati bagi sesuatu yg hidup (biasanya terdapat pd binatang); 2 ki sesuatu yg buruk, yg dapat merusakkan akhlak manusia atau masyarakat: ajaranmu itu akan menjadi -- bagi kami;
-- kawi kekuatan gaib (tulah dsb) yg menimpa orang krn melanggar adat dsb;
ber·bi·sa v 1 mengandung zat racun: ular -; 2 ki dapat merusakkan akhlak kehidupan: ajarannya - bagi masyarakat; 3 mengandung unsur jahat yg dapat menjerumuskan orang lain; 4 ki menyakitkan (hati): mulutnya -;
ke·bi·sa·an ark n 1 pengaruh atau kerja bisa (racun) pd tubuh dsb; 2 terkena racun (bisa)

* KBBI Maret 2010


BISA

Bahasa Indonesia memang dikenal dengan istilah konotafi (mengandung banyak pegertian). Jika kata ‘bisa’ berdiri sendiri. Audiens akan kesulitan untuk menentukan maksud dari kata ‘bisa’, tersebut. Namun jika digabungkan menjadi sebuah kalimat atau frase, akan membentuk sebuah makna yang mudah dipahami.

‘Bisa’ yang dimaksud di sini adalah pengertian ke ‘1; dalam KBBI di atas. Yaitu ‘mampu’ atau ‘dapat’.

Seperti halnya kata “Ayo”, kata “Bisa” bisa juga digabungkan dengan banyak hal. Baik positive maupun negative; bisa ngaji, bisa lari, bisa luntur, bisa jatuh, bisa hamil, bisa keguguran, bisa joss, bisa hot, bisa aja, bisa Mp3, bisa gak? bisa kali!, bisa kok, bisa download, bisa internet, bisa pakai, bisa makan, bisa larut malam, bisa sampai pagi, bisa terluka, bisa mati, bisa hidup, bisa terpanggang, bisa hanyut , bisa… bisa dan masih banyak lagi bisa bisa lain yang “bisa”, yang juga tidak bisa ditulis semuanya di sini.


"Ayo"

ayo p kata seru untuk mengajak atau memberikan dorongan: -- cepat, kita berangkat sekarang!*

* KBBI Maret 2010

PENGERTIAN
Banyak hal yang bisa dilakukan dengan kata ‘Ayo’, jutaan mungkin. Baik positif maupun negatif. Bisa diplintir kemanapun arah ‘angin’, tergantung situasi dan kehendak kita ketika mengucapkan kata itu.

Banyak orang terjerembab ke lembah hitam ketika diajak temannya terjun bebas ke jurang hitam, dan sebaliknya banyak juga orang yang malah menjadi baik setelah terkurung sekian tahun di negeri ‘asikmasuk’. Artinya, tergantung kita hendak kemana kita arahkan kata ‘Ayo’.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) yang menjabat 5 Desember 2005 hingga 22 Oktober 2009. Ir. H. Erman Soeparno, MBA., Msi., pernah meluncurkan slogan "Ayo PHK".

Loh! Kok disuruh PHK, Bukankah nanti semakin banyak pengangguran? Tapi tunggu dulu, maksud mantan menteri kita satu bukan PHK seperti yang ditakutkan oleh para karyawan di Indonesia. Tapi adalah sebuah gerakan moral untuk pemuda Indonesia yang mengangur untuk bekerja. Slogan PHK yang diluncurkan maksudnya adalah "Pokoknya Harus Kerja".

Untuk itu, Ayo… yang bergandengan dengan Ayo ayo yang lain: Ayo mengaji, Ayo ke Masjid! Ayo ke Pesantren! Ayo naik haji! Ayo bekerja, Ayo ke bioskop! Ayo kelokalisasi! Ayo ke panti pijit! Ayo cari cewek mangkal! Ayo belajar! Ayo bermain! Ayo minum! Ayo sekolah! Ayo makan! Ayo menonton! Ayo tidur! Ayo olahraga! Ayo mandi! Ayo bangun, Ayo… Ayo… dan masih banyak lagi Ayo ayo lainnya yang tidak mungkin ditulis satu per satu di sini.

… dengan satu catatan: kita bisa pergi kemana saja dengan hanya sebuah kata ‘Ayo!’.

Indonesia

In·do·ne·sia /Indonésia/ n 1 nama negara kepulauan di Asia Tenggara yg terletak di antara benua Asia dan benua Australia; 2 bangsa, budaya, bahasa yg ada di negara Indonesia;
meng·in·do·ne·si·a·kan v 1 menjadikan Indonesia (tt kata): ~ kata-kata asing; 2
peng·in·do·ne·si·a·an n proses, cara, perbuatan mengindonesiakan; indonesianisasi;
ke·in·do·ne·si·a·an n perihal Indonesia; yg bersangkut paut dengan Indonesia: bagaimana mengembangkan kebudayaan yang berakar dan berada dalam jiwa ~ menempelkan ke dalam bahasa Indonesia. *

* KBBI Maret 2010



ASAL KATA
Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "Hindia" dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti "pulau". Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia, yang menunjukkan bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat. Pada tahun 1850, George Earl, seorang etnolog berkebangsaan Inggris, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu". Murid dari Earl, James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai sinonim dari Kepulauan India. Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia Belanda tidak menggunakan kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur Belanda (Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia (Indië); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde (istilah ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max Havelaar (1859), ditulis oleh Multatuli, mengenai kritik terhadap kolonialisme Belanda).


Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih umum pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk ekspresi politik. Adolf Bastian dari Universitas Berlin memasyarakatkan nama ini melalui buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipels, 1884–1894. Pelajar Indonesia pertama yang menggunakannya ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), yaitu ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda yang bernama Indonesisch Pers Bureau di tahun 1913.

SEJARAH
Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.


Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia. [Ayo! Indonesia Bisa]